Jumat, 05 Desember 2008

Tragedi Sengatan 7aW0n...!!

Aku masih ingat kejadian itu. Hari senin, 21 Januari 2008. Aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Seperti biasa, kusiapkan semua buku-buku pelajaran yang akan dibawa ke sekolah. Aku harus sarapan, agar kuat menjalani aktivitas hari ini. Apalagi, hari ini diadakan kegiatan olahraga dan upacara. Mmm..., Let's go!!!
Brremm...brremm...!!! Dan itulah aku. Melesat dengan harapan agar aktivitas hari itu berjalan dengan lancar. Setibanya di sekolah, akupun masih harus menunggu bel tanda masuk sekolah berbunyi. Ya, ampuunnn... bosen banget!! Sambil menunggu, aku mengobrol dengan teman-teman kelasku.
Ah... setelah sekitar 30 menit menunggu, akhirnya bel tanda masuk sekolah berbunyi. Kami, segera berbaris dilapangan untuk melaksanakan upacara. Pegel, banget berdiri lama-lama!
Setelah selesai melaksanakan upacara, kami, siswa-siswi kelas 6A, segera berganti pakaian untuk melaksanakan kegiatan olahraga. Namun, karna Kepala Sekolah memberi perintah agar kelas 6B ikut bergabung, ya sudah! Jadi, kami melaksanakan olahraga bersama-sama.
Sebelum olahraga dimulai, kami harus berbaris dan melaksanakan pemanasan terlebih dahulu agar badan tidak keram saat berlari. Jangan lupa berdo'a agar senantiasa dilindungi oleh Tuhan Yang maha Esa.
Biasanya, setelah melakukan pemanasan, kami berlari mengelilingi komplek sekolah yang berjarak 500 meter. Dan kami harus berlari sebanyak 3 keliling. Capek juga, ya?! Karena itu, aku memilih untuk berjalan santai bersama teman-temanku. Makanya, kami berada di urutan belakang. Tapi, bukan terbelakang, lho!!!
Sesampainya di putaran, aku dan teman-temanku melihat beberapa siswa kelas 6B berdiri di bawah pohon kelapa yang cukup tinggi dan besar sambil melemparkan batu ke arah pohon. Beberapa siswa kelas 6A juga ada disana. Namun, mereka hanya menonton saja. Aku dan salah seorang temanku sempat diam sejenak dan melihat dari jarak yang tidak terlalu jauh. "Eh... lagi pada ngapain tuh..??" Tanyaku dalam hati.
Ya, Tuhan!! Aku dan temanku melihat dengan mata kepala sendiri, salah seorang temanku di kelas 6A, bernama Dhika, tiba-tiba berlari terpontang-panting sambil berteriak-teriak. Ternyata, ia dikejar berpuluh-puluh tawon yang keluar dari saragnya. Mungkin mereka marah karena sarang mereka dilempari batu... pikirku.
Alhasil,kami siswa-siswi kelas 6A yang kebanyakan berada di barisan belakang, terkena sengatan tawon. Akupun demikian! Aku terkena dua sengatan di kaki sebelah kanan. Awalnya sih, tidak terasa. Namun, setelah beberapa menit, terasa sakit sekali. Salah satu temanku, Agassi, beruntung tidak masuk sekolah hari itu karena ada keperluan keluarga.
Rima, salah satu temanku juga terkena sengatan tawon di bagian pundaknya. Kasihan dia, di hari ulang tahunnya malah terkena sengatan tawon.
Sesampainya di kelas, kakiku mulai terasa sakit.Temanku, Dhika terbaring di lantai sambil menangis kesakitan. Bayangkan saja!! Ia menerima 32 sengatan tawon di sekujur tubuhnya!!! Kasihan sekali. Ia segera dilarikan ke rumah sakit di komplek sekolahku. Beberapa temanku yang tidak terkena sengatan tawon, ikut mengantarnya ke rumah sakit.
Ya, sempat terjadi adu mulut antara Wahyu, salah seorang temanku dan beberapa siswa lain di kelasku dengan murid-murid kelas 6B. Sebab, merekalah yang mengganggu sarang tawon tersebut dan membuat mereka marah sehingga teman-teman kami menjadi pelampiasan kemarahan tawon-tawon tersebut. Sementara, di kelas mereka hanya 3 orang yang terkena sengatan. Tapi, mereka tetap saja berkilah bahwa mereka tidak melakukan hal apapun dan sebaliknya, malah menuduh kelas kami yang melempari sarang tawon tersebut dengan batu dan membuat tawon tersebut marah.
Kebanyakan teman-temanku, menelpon orangtuanya dan memutuskan untuk istirahat di rumah atau pergi ke rumah sakit. Tapi, tidak sedikit juga yang memilih untuk tetap meneruskan pelajaran di sekolah. Termasuk aku!!! Kami dinasihati berkali-kali oleh kepala sekolah, "Makanya, jangan mengganggu makhluk hidup yang lain! Kalau kalian tidak mengganggu, otomatis mereka juga tidak akan mengganggu kalian!!!" katanya.
Selama satu jam pelajaran tersebut, kakiku terasa sakit sekali. Bahkan bengkak. Tapi, beberapa hari kemudian, semuanya kembali seperti sediakala.
Diam-diam aku berpikir bahwa kejadian itu pasti suatu saat akan menjadi kenangan yang tak ternilai harganya. Bersama seluruh teman-temanku yang mengalami kejadian tersebut.

Tidak ada komentar: